Jumat, 30 September 2011

Kabar Nglambur


Gapura“ Kampung Lestari“
Rancangan Gapura yang menjadi identitas “Kampung Lestari” telah berdiri Asri di Jalan Masuk dukuh Nglambur, tentu ini adalah kerja keras dari masyarakat Nglambur yang bekerjasama dengan beberapa pihak, terutama para Mahasiswa yang KKN di Nglambur, memang keberadaan Gapura menambah semangat bagi masyarakat Nglambur untuk selalu berbenah dan mengembangkan diri, menjadi kampong yang asri, alami, dan lestari.
Keterbukaan masyarakat Nglambur adalah modal dalam mengembangkan diri, sehingga banyak lembaga pemerintah maupun suwasta melakukan kerja sama dalam mengembangkan Nglambur dalam segala aspek, baik ekonomi, pertanian, kehutana, perkebunan, pariwisata, kesenian dan budaya, sampai pada peningkatan kapasitas masyarakat untuk beradaptasi dengan kondisi alam di Nglambur yang rawan longsor, semua mengarah pada kesehteraan masyarakat dan kelestarian alam Nglambur.
Semoga dengan adanya Gapura ini akan menamah keasrian dari Nglambur sebagai “Kampung Lestari” (HDN 11)

Kabar Giripurwo


Penutupan Sekolah Lapang Kakao Organik, Gapoktan Giripurwo, Girimulyo
29 september 2011 Sekolah lapang kakao organic di Gapoktan Girimulyo seudah selesai, setelah menambah 2 kali pertemuan karena materi yang belum lengkap, pada acara penutupan yang dihadiri Kepala Desa Giripurwo dan perwakilan dari PT.Pagilaran diwarnai dengan menciptakan lagu baru tentang kakao, ada yang menggunakan lagu Pocung…., Balonku, Cucak Rowo, dan Ande-ande lumut, setelah dinyanyikan bersama per kelompok maka suasana menjadi riuh…karena lucunya ekspresi para peserta saat bernyanyi bersama.
Dalam penutupan ini mas Raharjo dan Mbak Prapti memandu evaluasi pelaksanaan sekolah lapang, banyak kritik membangun yang disampaikan peserta,baik tentang materi, tentang efesiensi waktu, narasumber yang kurang banyak, fasilitator yang tidak menguasai materi, konsumsi dan kelakuan peserta yang putus ditengah jalan, semua kekuarangan akan menjadi catatan peting untuk diperbaiki dalam kegiatan yang akan datang.
Sekolah lapang adalah awal dari kegiatan budidaya kakao, maka setelah belajar tentang teknis budidaya kakao, maka kemudian peserta merencanakan tindak lanjut agar peningkatan produktifitas dan kualitas kakao dapat semakin meningkat dan berguna dalam peningkatan taraf hidup petani. Mereka merencanakan penuntasan database jumlah dan produksi kakao di masing-masing kelompok, Pembibitan kakao sebagai upaya peremajaan dan penambahan jumlah kakao, pembuatan pupuk organic dan perawatan rutin pohon kakao dimasing-masing peserta, dan Gapoktan bersama dengan Lesman memiliki rencana besar pengembangan kakao, semoga rencana itu dapat berjalan dengan baik.
Acara SL diakhiri sambutan Kelapa desa yang sangat mendukung kegiatan petani, dan untuk kegiatan petani pemerintah desa telah mengalokasikan dana untuk setiap pedukuhan 1 juta rupiah, disamping itu Kepala desa sangat terkesan dengan peserta sekolah lapang dari kalangan kaum muda, semoga kaum muda ini dapat menjadi generasi penerus para petani, dan member semangat baru bagi pengembangan pertanian di Giripurwo, setelah Foto bersama para peserta kemabli dengan membawa bibit kakao hasil pembibitan dalam SL. ( HDN 11 )

Senin, 26 September 2011

Kabar Banjarsari









Sekolah Lapang Kakao Organik Banjarsari selesai
Hari Sabtu 24 September 2011, sekolah lapang ( SL) kakao organic di Banjarsari Samigaluh Kulonprogo dinyatakan selesai karena sudah mencapai pertemuan ke 16 sesuai dengan rencana, meskipun masih banyak materi yang ingin diperdalam, tetapi materi-materi itu akan diperdalam melalui kegiatan kelompok atau kegiatan Gapoktan Banjarsari, seperti pembuatan pupuk, pemmbuatan bakteri dan pembuatan pestisida alami yang masih belum sempurna .
Selesainya SL memang bukan akhir dari kegiatan pendampingan Lesman di Banjarsari, karena SL adalah awal dari krgiatan pendampingan kelompok tani di Banjarsari oleh Lesman, beberapa peserta merasa khawatir bahwa setelah selesai SL Lesman tidak lagi mendampingi Petani Banjarsari, kekawatiran itu kemudian terjawab dengan dijelaskannya program pendampingan petani khususnya pengembangan kakao di Banjarsari mulai dari Teknis budidaya, Pemasaran, sampai dengan pengorganisasian kelompok agar dapat berkembang menjadi organisasi petani yang memiliki unit ekonomi sebagai usaha peningkatan kesejahteraan para petani Kakao, kegiatan itu masih banyak diantaranya pendataan petani untuk data base kelompok, study banding, pertemuan produsen dan konsumen, pelatihan QMS ( Quality management system ), pelatihan ICS ( internal control system) sampai dengan pembentukan kelembagaannya.
Pada acara penutupan ini juga dilakukan evaluasi bersama tentang materi, fasilitator, narasumber, konsumsi, dan peserta, meski dari evaluasi banyak hal-hal yang kurang tetapi karena penyajiannya dengan dibumbui humor, maka hal hal negative itu tidak dijadikan masalah, tetapi akan diperbaiki bersama, contohnya tentang fasilitator dan narasumber yang kurang menguasai materi, dibilang Klisak-klisik ( tidak jelas jika menerangkan ) tentu ini akan diperbaiki di masa datang……”ha….ha….tidak apa-apa saya tidak tersinggung….besok lagi akan kami perbaiki dengan belajar “ demikian disampaikan fasilitator bersangkutan pada peserta SL.
Untuk menutup Acara, diadakan permaianan mengarang dan menyanyikan lagu “balonku” tapi liriknya diganti dengan lirik yang membahas tentang budidaya kakao…….seru…..semua tampil mengesankan dan sangat lucu, demikian juga dengan pemutaran beberapa video yang behasil didokumentasikan dalam SL, menjadi sajian menarik.
Setelah selesai semua peserta foto bersama dengan fasilitaor, Mas Raharjo dan Hardono……semua peserta kemudian pulang dengan membawa bibit kakao dari hasil pembibitan, masing-masing dapat 10 batang …………semoga sukses……terima kasih pak Nardi…..tanpa ak Nardi SL ini tidak akan berjalan lancar. (HDN 11)

Selasa, 20 September 2011

Berita Banjarsari Samigaluh






Sekolah Lapang Kakao Banjarsari kedatangan Peserta “Gender and Global Standards Work shop” dari berbagai daerah dan Negara.
Tepatnya hari Jumad tanggal 16 September 2011 jam setengah sebelas peserta Worshop hadir di rumah Pak Nardi yang biasa digunakan sebagai tempat Sekolah Lapang , mereka langsung berkenalan dengan peserta Sekolah lapang dan berdialog , karena peserta workshop terdiri dari berbagai daerah dan Negara, ( Yogyakarta, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi , Sumatera, Vietnam, India, Burma, Belanda, dan Amerika ) maka setiap kalimat harus diterjemahkan oleh penterjemah bahasa.
Setelah mereka berkenalan, para peserta Workshop , melihat jalannya SL kakao yang dipandu oleh Mbak Prapti dan Mas Raharjo, waktu itu pokok bahasan adalah Pasca Panen ( Fermentasi Kakao ) melihat kebun kakao dan melihat aktifitas petani kakao di kebun sekitar Dukuh Banjarsari dan didokumentasikan melalui video Shooting, karena hari jumad mereka juga bisa melihat proses penjualan yang dikordinir kelompok, dari mulai sortir, memasukkan ke kotak fermentasi, sampai pada pengadministrasian, yang dilakukan oleh ibu-ibu anggota kelompok.
Terjadi dialog interaktif antara peserta workshop dengan anggota kelompok tentang proses dan rantai nilai perdagangan kakao di Samigaluh Kulonprogo, salah seorang peserta dari Polewali Mandar Sulawesi Barat pak Raub, terkesan dengan perencanaan dan pengorganisasian serta partisipasi aktif dari anggota dalam kegiatan kelompok, yang telah telah dibangun oleh kelompok dan teman-teman Lesman, meskipun di Sulawesi sudah unggul dalam budidaya kakao, karena memiliki kebun kakao yang luas, tetapi kerapian perencanaan dan pengorganisasian masih lemah, khususnya tentang pentahapan-pentahapan menuju ke Sertifikasi orgaanik yang sudah matang direncanakan dan dilaksanakan di Banjarsari.
Sedangkan pak Hong dari Vietnam terkesan dengan kekompakan peserta SL dimana peserta perempuan mendapat keseempatan sama dalam kegiatan ini dan nampak tidak ada masalah, beliau yakin kelompok ini akan semakin kuat dan dapat mencapai tujuan mendapatkan kesejahteraan dari budidaya kakao.
Banyak yang menjadi poin penting dari adanya kunjungan ini, baik bagi pesertaa workshop maupun bagi peserta SL, dan pertemuan singkat ini diakhiri dengan makan siang bersama dengan Sayur Lodeh Tewel dan Tahu Bacem…..nikmat….Diakhir pertemuan Mas Panca (Hivos) yang mengomandani rombongan peserta workshop menyampaikan ucapan terima kasih atas penerimaan yang ramah dan menyenangkan, semoga pertemuan ini akan membawa kebaikan terutama untuk kelompok dan budidaya kakonya. (HDN11)

Senin, 12 September 2011

Kelompok Ibu Ibu Bakul “ Kembar”


Kelompok Ibu Ibu Bakul “ Kembar”
Kebonharjo-Banjarsari, Samigaluh, Kulonprogo
Sejarah singkat
Kelompok Kembar adalah kelompok yang dibentuk kurang lebih 9 tahun yang lalu murni dari keinginan ibu-ibu saat itu, kata “Kembar” merupakan kepanjangan dari Kebonharjo Banjarsari, merupakan nama desa di kecamatan Samigaluh, karena anggotanya merupakan ibu-ibu dari desa Kebonharjo dan Banjarsari yang tempatnya berdekatan. Pada awalnya kelompok ini adalah kelompok ibu-ibu bakul ( Pedagang ) yang mencoba mencari modal kerja dengan jalan membentuk arisan, sehingga ada kesempatan anggota untuk meminjam uang arisan, dalam perkembangannya kelompok ini semakin bertambah anggotanya dan tidak hanya dari kalangan bakul tetapi masuk juga Guru, pensiunan Guru, dan pegawai suwasta.
Kepengurusan
Ketua : Ibu Sri Kasmini
Wakil Ketua : Ibu Warsini
Sekretaris : Ibu Titin Purwati
Keanggotaan
Sampai dengan saat ini anggotanya ada 42 orang terbanyak dari ibu-ibu banjarsari
Kegiatan
· Arisan
Arisan dilakukan setiap 2 minggu sekali, jadi dalam satu bulan bertemu 2 kali untuk melakukan kegiatan arisan, dan angsuran pinjaman.
· Simpan pinjam
Simpan pinjam dilakukan dengan memanfatkan dana tabungan dari ibu ibu dan juga melakukan kerjasama dengan LKM, bunga pinjaman kelompok yang biasa diterapkan 0,9 % perbulan, dengan LKM sudah 5 kali dengan pinjaman modal pertama : Rp. 10.000.000, kedua : Rp. 20.000.000, Ketiga Rp. 25.000.000, keempat Rp. 30.000.000, dan kelima Rp. 35.000.000, sampai saat ini semua pinjaman modal sudah kembali, setoran dari anggota lancar, setiap ada masalah kebutuhan modal untuk anggotanya, sehingga kelompok kembar masih membutuhkan modal untuk kegiatan ini.
· Tabungan
Nama tabungan adalah tabungan wisata, setiap anggota setiap bulan wajib menabung tetapi tidak ditentukan jumlahnya, tabungan ini dibuka setiap 3 tahun satu kali, dan digunakan untuk kegiatan wisata, jika biaya wisata tidak mencukupi untuk kegiatan wisata, maka ada kewajiban anggota untukmenambah kekurangan sehingga dapat ikut wisata.
· Wisata
Wisata dilakukan 3 tahun sekali dengan memanfaatkan dana tabungan wisata
· Kegiatan dengan Lesman
Beberapa anggota dari kelompok Kembar sudah megikuti kegiatan dengan Lesman, di Kebonharjo aktif di kelompok tani Patuh dan sudah melakukan Temu Perempuan Tani yang dilakukan pada 12 Maret 2011 yang lalu di Banjarsari sebagian anggotanya terlibat dalam Sekolah Lapang Kakao Organik Kelompok Tani Banjarsari, dan mereka masih berharap ada kegiatan lagi khususnya untuk pemahaman Gender di kalangan ibu-ibu Kebonharjo dan Banjarsari, sehingga kegiatannya tidak hanya simpan pinjam tetapi juga kegiatan lain yang dapat menunjang peningkatan pengetahuan dan pendapatan anggotannya. ( HDN 11 )

Kegiatan Maret 2012

MENGHORMATI ANUGRAH ALAM

MENGHORMATI ANUGRAH ALAM
kegiatan awal 1 Suro di Nglambur

OBROLAN

Waktu sekarang

pengunjung

Pages - Menu

woro-woro