Jumat, 30 Maret 2012

Persemaian kakao Kebonharjo, Samigaluh


Sekolah Lapang kakao Kebonharjo, Samigaluh 19 Maret 2012

Kecambah kakao dari masing-masing kelompok sudah mulai tumbuh dengan baik, kemudian segera mempersiapkan persemaian , ibu-ibu muda dan tua mengumpulkan tanah untuk persemaian, tanah dicari dari pinggir sungai yang mengandung pasir, ditambah tanah lembut yang digali dari kebun, tanah dan pasir kemudian dicampur dengan pupuk organic yang sudah dipersiapkan 2 minggu yang lalu, ditambah dengan Furadan alami yang juga sudah dipersiapkan 1 minggu yang lalu, kemudian tanah tersebut dimasukkan dalam polibeg ukuran besar dan kecil, mereka berkumpul dalam kelompok-kelompok belajar, setelah polibeg terisi kemudian kecambah kakao itu ditanam dalm masing-masing polibek.
Sementara bapak-apak mempersiapkan rumah persemaian dengan bamboo yang dibentuk seperti rumah, diatapi plastic dan atasnya diberi daun kelapa untuk peneduh, disekelilingnya dipasang jarring agar persemaian amakn dari gangguan ayam atau hewan lain.
Kemudian polibeg yang sudah terisi dengan kecambah kakao di masukkan dalam rumah persemaian disesuaikan dengan kelompok dan jenis kakao yang disemaikan dan diberi label serta sekatan untuk membedakan satu dengan yang lainnya.
Demikian sekolah lapang pada hari senin 19 Maret 2012, meski terik matahari sangat menyengat sangat panas, mereka tetap semangat untuk belajar sambil melakukan kegiatan. (HDN 12)











Selasa, 13 Maret 2012

Furadan Alami


FURADAN ALAMI
Furadan   digunakan untuk membunuh serangga dalam bentuk larva seperti penggerek daun, lalat daun, wereng hijau, ganjur, lundi/uret, nematoda bintil akar, perusak daun, ulat grayak, dan penggerek pucuk, sehingga aplikasi furadan dalam pembibitan sangat membantu agar benih yang disemaikan dapat terbebas dari hama tersebut.
Petani biasa mengenal furadan yang dijual di kios-kios pertanian, namun furadan ini adalah furadan yang dibuat oleh pabrik dan menggunakan bahan-bahan kimia, maka dari itu dalam sekolah lapang kakao di Kebonharjo Samigaluh (12 Maret 2012) diajarkan membuat ramuan yang menyerupai fungsi furadan, resep ini sudah beberapa kali disebarkan dalam sekolah-sekolah lapang yang dilakukan Lesman dan teman-teman CO Kulonprogo.
Bahan furadan hanya menggunakan tiga macam bahan, yaitu Jengkol, Belerang, dan pasir sebagai media menempelnya dua bahan tersebut agar bisa disebar dalam persemaian atau lahan yang akan ditanami, cara membuatnya juga sangat mudah, jengkol di tumbuk atau diparut sampai halus, kemudian dicampur dengan pasir kering dan lembut, setelah bercampur secara merata kemudian disimpan dalam ember dan ditutup rapat dengan plastic sampai 1 minggu baru furadan ini bisa diaplikasikan.
Karena furadan ini tidak menggunakan bahan-bahan kimia maka kemudian furadan ini disebut Furadan Alami”, dan inilah yang akan digunakan para peserta SL untuk persiapan pembibitan kakao, furadan ini akan dioplos dengan pupuk dan tanah dan dimasukkan dalam polibeg-polibeg pembibitan kakao.Memang dari cerita petani yang sudah menggunakan furadan ini memiliki fungsi yang sama dengan furadan kimia yang dijual dipasaran bebas saat ini. ( HDN 12 )
Jengkol

Belerang/lirang

Jengkol dikupas

Jengkol tumbuk

dicampur

ditutup dengan plastik

Jumat, 09 Maret 2012

Di Hari Perempuan



Seorang nenek berumur kurang lebih 60 tahun sempat membawa cucunya diajak Sekolah lapang kakao di Purwosari, cucunya masih bayi berumur sekitar 3 bulan, para pendamping sempat kawatir dengan bayi tersebut tapi nenek tersebut ngak menghiraukan, dia tetap mengikuti kegiatan SL sambil menggendong cucunya sembari memegangi dot untuk sang cucu.
Besar keinginannya untuk ikut sekolah lapang sampai-sampai dia tidak merasa repot walaupun sambil menggendong bayi mungil cucunya, inilah potret semangat Petani kakao Purwosari, Girimulyo, Kulonprogo, di Hari Perempuan  tanggal 8 Maret 2012 tak ada alasan untuk belajar dan belajar ………….namun sayangnya semangat ini sering terpinggirkan. ( HDN 12 )

Membuat biostater


MEMBUAT  BIOSTATER DENGAN RUMEN KAMBING

Pada sekolah lapang tanggal 29 Maret 2012 di Purwosari, Girimulyo peserta belajar tentang pembuatan biostater dengan rumen kambing , Rumen adalah salah satu bagian lambung ternak ruminansia (memamah biak) seperti sapi, kerbau,kambing dan domba .Rumen berisi bahan pakan yang dimakan oleh ternak yang berupa rumput/hijauan lainnya. Di dalam rumen tersebut terjadi proses fermentasi oleh mikroorganisme (bakteri, protozoa, yeast, fungi).
Dengan Bahan :
1    Rumen Kambing  5 kg, Gula Jawa  2  kg, Bekatul  2 kg, Air  bersih 10 Liter
CARA PEMBUATAN
Sebenarnya gula jawa adalah pengganti Tetes tebu, karena tidak tersedia tetes tebu maka digunakan gula jawa , langkah pertama adalah mencairkan gula dalam air mendidih, setelah cair dan dingin dimasukkan dalam bak , jimbeng, atau tempat yang bisa menampung air lebih dari 10, liter, dicampur dengan air bersih 10 liter, bersama bekatul, kemudian diaduk sampai merata, setelah itu rumen dimasukkan lalu diaduk lagi sampai merata, kemudian bak/jimbeng tadi ditutup dengan plastic dan diikat dengan tali karet untuk jangan terlalu kencang, setiap hari harus diaduk secara rutin, hari ke 4, 5, 6 amati hasilnya tentang bau, warna dan temuan yang lainnya, setelah hari ke 7 maka bau akan seperti bau tape beragi, jika berbau busuk maka dianggap tidak jadi, kemudian bisa digunakan untuk mempercepat pembusukan pada pembuatan kompos, sebagai pupuk cair, untuk fermentasi jerami pakan ternak, dan sebagai bibit bakteri jika ingin dikembangkan lagi, untuk pengembangan bahan dan caranya sama dengan pembuatan rumen, hanya rumen diganti dengan bibit bakteri dari pembuatan rumen terdahulu. ( HDN 12)




Gula Jawa yang sudah dicairkan




Rumen Kambinbg
diaduk
ditutup dengan plastik

Selasa, 06 Maret 2012

Belajar Budidaya Kakao dengan Sekolah lapang


Sekolah Lapang kakao pertemuan ke 4,
Gapoktan Guyup Rukun
Kebonharjo Samigaluh Kulonprogo,
5 Maret 2012
Pengamatan Agroekosistem
pada setiap Sekolah Lapang, selalu didahului dengan pengamatan Agroekosistem untuk mengetahui perkembangan dari pohon pengamatan serta keadaan hama, musuh alami dan penyakitnya
Pemangkasan dilakukan, baik pemangkasan berat, ringan atau pemangkasan bentuk dan pemangkasan prosuksi serta pemeliharaan, ini dilakukan agar pencahayaan sinar matahari dapat tembus sampai ke bawah sehingga tidak ada kelembaban yang menyebabkan banyak penyakit serta hama. 
Sanitasi kebun dan pembuatan rorak untuk menjaga kebersihan kebun dan berfungsi juga untuk membuang buah-buah yang terkena penyakit, kemudian ditimbun   
 

Diskusi kelompok dan Presentasi hasil diskusi , menuangkan hasil pengamatan dalam lembar presentasi, menyampaikan semua hama, penyakit, dan musuh alami, kemudian menyampaikan bagaimana mengatasi hama dan penyakit yang menjadi diskusi bersama bagaimana penanganan yang baik dan benar, baik menurut teori dan pengalaman peserta, serta pembahasan pemandu SL.

Praktek pembenihan, dengan memilih buah yang baik, memilih biji yang baik serta mempersiapkan media untuk kecambah, dengan media pasir diatasnya diberi serabut kelapa, dan pelepah daun pisang...(HDN 12 )

Kegiatan Maret 2012

MENGHORMATI ANUGRAH ALAM

MENGHORMATI ANUGRAH ALAM
kegiatan awal 1 Suro di Nglambur

OBROLAN

Waktu sekarang

pengunjung

Pages - Menu

woro-woro