“ROTI EGG
ROLL GARUT”
Purwosari adalah wilayah di kecamatan Girimulyo
yang memiliki potensi tanaman pangan cukup variatif, ada polo gumandul, polo
kependem dan polo kesimpar semua potensi ini bila dapat dibudidayakan dengan
lebih serius maka akan menjadi sumber penghidupan bagi warganya.
Menyadari hal ini kelompok Ngudi Mulyo dengan
kesadaran sendiri berinisiatif mencari ilmu dan ketrampilan dalam mengolah
potensi pangan lokal menjadi makanan yang diharapkan dapat bersaing dengan
produk-produk makanan instan yang menurut mereka sudah menjajah makanan lokal
yang ada.
Adalah Mbak Kartini yang kemudian berinisiatif
mencari narasumber pengolahan pangan Lokal, dan beliau bertemu bapak Kemin dari
kelompok Mekar Sari, Sendangsari, Pengasih, Kulonprogo yang memiliki wawasan
luas tentang pengolahan pangan lokal, mengolah umbi-umbian menjadi tepung, dan
kemudian dari tepung itu bisa dibuat aneka macam panganan lokal yang tidak
kalah baik gizi, rasa, serta penampilannya dengan panganan produk pabrikan.
Hari senin 26 Nopember 2012 di Rumah Mbak Kartina,
Gedong, Purwosari, diadakan “ Pelatihan Pengolahan Pangan Lokal”, dihadiri oleh
sekitar 38 orang dari kelompok Ngudi Mulyo, 3 orang narasumber , 2 orang dari
Lesman, dalam pengantarnya Bapak Kemin menjelaskan bahwa pengetahuan masyarakat
tentang pangan hanya berkutat pada jenis makanan pokok beras, jagung, gandum,
dan ketela , padahal potensi yang kita miliki sangat banyak hanya saja sentuhan
tehnologi pengolahan belum dilakukan untuk jenis-jenis sumber makanan yang
lain, maka kelompok mekar sari adalah salah satu kelompok yang focus pada
bagaimana menerapkan tehnologi pengolahan pada jenis jenis sumber pangan lokal
seperti, Mbote, ketela, garut, sluwek, uwi, mbili, tales dll.
Kemudian Pak Kemin member penjelasan tentang
bagaimana membuat tepung dari semua jenis sumber makanan tadi, pada prinsipnya
semua hampir sama, setelah sumber makanan itu dipanen, kemudian dibersihkan,
kemudian direbus selama 15 menit untuk menghlangkan getah, setelah itu di
“Sawut” atau dipotong-potong, direndam dalam air 3 hari 3 malam, dikeringkan
kemudian ditumbuk atau digiling menjadi tepung, sangat mudah….setelah jadi
tepung maka dapat menjadi bahan dasar untuk roti kering, roti basah (bronis)
dll.
Pada kesempatan ini kita akan mempraktekkan cara
membuat kue Egg Roll (kue semprong ) dari tepung Garut, Resepnya adalah : maizena
1 sendok, wijen 1 sendok, tepung garut (mokaf) 2 ons, tepung beras 1 ons, gula
pasing 2 ons, dan pewarna, 1 butir telur ayam, setengah sendok garam, 1000 mili
liter santan, dan 2 sendok air kapur sirih. Caranya adalah ; campur tepung
garut dan beras, kocok gula pasir dan telur hingga mengembang, kemudian
dicampur, ditambah santan, garam, dan air sirih, aduk secara merata, kita
panaskan cetakan, masukkan 1-2 sendok adonan dalam cetakan, ditutup dan
dibolak-balik, buka dan gulung dan dinginkan, makanan sudah siap saji.
Demikian setelah resep dan cara memasak dibeberkan
kemudian semua berkumpul diteras dan mempraktekkan resep tadi, kurang lebih 1
jam ibu-ibu sudah dapat merasakan bagaimana caranya membuat kue ini, dan tentu
dapat merasakan enaknya kue ini, anak-anak yang ikut hadir juga senang dengan
makan ini.
Teryata resep dari pak Kemin cukup simple dan mudah
dipraktekkan, setelah istirahat makan siang kegiatan dilanjutkan membuat bronis
dengan bahan dasar tepung kasafa dan coklat…namun kali ini hasilnya kurang
bagus karena padamnya listrik maka mixer tidak dapat digunakan, sehingga proses
pengadukan kurang merata.
Pak kemin banyak berbagi resep pengolahan pangan lokal, dan menurut beberapa ibu yang hadir akan dipraktekkan sendiri di lain waktu. Kegiatan ini di dukung Lesman karena sesuai dengan kegiatan Lesman yang mengupayakan pemanfaatan potensi pangan lokal, agar masyarakat khususnya petani kecil tidak tergantung pada makanan yang berasal dari terigu, dan diharapkan dengan kembalinya makanan lokal dalam konsumsi masyarakat, maka ketahanan pangan akan dapat terjaga. (HDN12)
Pak kemin banyak berbagi resep pengolahan pangan lokal, dan menurut beberapa ibu yang hadir akan dipraktekkan sendiri di lain waktu. Kegiatan ini di dukung Lesman karena sesuai dengan kegiatan Lesman yang mengupayakan pemanfaatan potensi pangan lokal, agar masyarakat khususnya petani kecil tidak tergantung pada makanan yang berasal dari terigu, dan diharapkan dengan kembalinya makanan lokal dalam konsumsi masyarakat, maka ketahanan pangan akan dapat terjaga. (HDN12)