Kamis, 26 Juli 2012

Kabar ICS


BUKU PANDUAN ICS KAKAO KULON PROGO

Buku panduan internal control sistem di Kulon Progo sudah selesai direvisi tetapi tetap masih menunggu pihak Pemda untuk meneliti lagi isi buku tersebut sebelum Bupati Kulon Progo memberi kata pengantar, pagi 24 juli 2012 draf buku ini diantar ke Pak Aris Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutana dan perkebunan Kulon Progo, dari kritik yang disampaikan sudah dilakukan perbaikan termasuk tentang judul buku, pada awalnya diberi judul “ Panduan ICS Tanaman kakao” kemudian agar lebih mudah dipahami diberi judul “ Panduan Sistem Penjaminan Mutu Tingkat Kelompok …. Tanaman Kakao “, kemudian ada daftar istilah, daftar pustaka, dan penyempurnaan-penyempurnaan lain, sehingga buku ini dapat digunakan dengan mudah dan metode penyusunannya sesuai dengan pedoman yang sudah ada.
Semoga buku ini cepat mendapat kata pengantar dari Bapak Bupati, sehingga dapat dicetak dan dipergunakan petani sebaga pedoman bagaimana mendapatkan kualitas kakao yang baik. ( HDN12 )


Selasa, 17 Juli 2012

Kabar ICS kakao





 SOSIALISASI ICS KAKAO KULON PROGO
Sosialisasi di Giripurwo

Tanggal 14 dan 16 Juli 2012 kemarin sudah dilakukan sosialisasi ICS kakao di 2 desa, yaitu di desa Giripurwo, kecamatan Girimulyo dan desa Kebonharjo, kecamatan Samigaluh, dari dua desa ini memang tanggapan masih belum maksimal karena memang pengenalan ICS harus dilakukan berulangkali sampai mereka paham betul dengan ICS, meskipun demikian peserta sosialisasi tetap tertarik dengan ICS dan akan menindaklanjuti dengan sosialisasi di tingkat kelompok sehingga penyebaran infromasi akan lebih cepat.
Pada sosialisasi banyak pertanyaan masih berkutat pada teknis budi daya kakao, ini menandakan bahwa perhatian mereka terhadap pemeliharaan tanaman masih kurang karena pengetahuan mereka masih minim, ini yang menyebabkan produktifitas kakao masih rendah baik ditingkat petani maupun di tingkat desa.
sosialisasi di Kebonharjo

Denga permasalahan ini maka langkah tepat selanjutnya adalah sosialisasi ICS masih tetap harus dilakukan bersamaan dengan pembinaan teknis budidaya, sehingga petani akan mendapat semangat untuk memperbaiki tanaman kakaonya.Setelah mereka paham betul dengan teknis budidaya dan ICS baru pendaftaran calon anggota ICS dapat dilakukan.

Dalam rencananya kegiatan sosialisasi akan dilakukan di 7 desa di dua kecamatan sebagai awal penjaringan anggota ICS, setelah lebaran nanti dijadwalkan di 5 Desa, baru setelah itu kegiatan ini akan dilajutkan pada desa-desa lain yang memiliki potensi kakao.
Dalam waktu dekan ini akan dilakukan evaluasi kegiatan sosialisasi dari Tim Sosialisasi, agar sosialisasi selanjutnya akan lebih baik, demikian disampaikan Pak Raharjo sebagai kordinator Forum Petani Kakao Kulon Progo.(HDN12)

Rabu, 11 Juli 2012

Kabar Samigaluh


Lesman bertemu PT. Pagilaran

Di Selasela Sekolah Lapang kakao yang diadakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi DIY di Kelompok Mentes Jumblangan Banjarsari Samigaluh,kami dari Lesman dapat bertemu dan berdiskusi dengan bapak Ir. R. Aria Teguh H Kepala Unit Produksi Samigaluh PT. Pagilaran yang pada saat itu memberikan materi pada peserta Sekolah lapang.
Saat diskusi kami saling sharing kegiatan dalam membantu petani meningkatkan produksi dan kualitas kakao, memang PT,Pagilaran memiliki pengalaman banyak dalam pengembangan  kakao ini, karena sudah lama membina petani dalam teknis budidaya dan menampung hasil panen petani, berbeda dengan Lesman yang baru 2 tahun ini memfokuskan diri pada komoditas kakao dan memilih focus pada penerapan Internal Control Sistem (ICS) dalam menjamin mutu kualitas kakao .
Diakhir diskusi kami memperoleh kesepakatan untuk saling mendukung dan menguatkan Petani Kakao di dua Kabupaten, yaitu Kulon Progo dan Gunungkidul, selama ini memang di lapangan para pendamping Lesman sudah saling kordinasi dalam pendampingan kelompok tani kakao, namun Bapak Teguh memberi saran  jika dalam kegiatan-kegiatan ICS yang dilakukan Lesman melibatkan pendamping PT. Pagilaran sebaiknya ada pemberitahuan kepada pihak PT. Pagilaran secara resmi, sehingga apa yang dilakukan para pendamping dapat diketahui  pihak menegement, sehingga menegement  juga ikut bertanggungjawab terhadap semua dampak dari kegiatan ini.
Semoga dengan kesepakatan ini Kelompok-kelompok tidak mengalami kegalauan dengan kehadiran Lesman pada usaha peningkatan Produksi dan kualitas kakao petani, karena sebelumnya kelompok-kelompok yang sudah menjadi dampingan PT.Pagilaran menaruh curiga dengan keberadaan Lesman dan mereka memang kemudian mendorong Lesman untuk duduk bersama dengan PT. Pagilaran agar masing-masing bisa berjalan sesuai misinya, karena visinya sama yaitu mensejahterakan petani kakao.(HDN12)

Jumat, 06 Juli 2012

ICS KAKAO



ICS KRIDATANI MENOREH 
Pada pertemuan 4 Juli 2012 di Tompak, Giripurwo, ICS kakao menghasilkan hal-hal mendasar yang selanjutnya menjadi acuan dalam perjalanan ICS kakao Kulon Progo, meski hanya dihadiri 8 anggota ICS dan 2 pendamping dari Lesman tapi perumusan visi misi dan tujuan ICS tetap dilakukan, karena sudah diagendakan pada pertemuan sebelumnya, hasil dari pertemuan itu adalah pemberian nama ICS :

Sardi P dari Pringapus, Giripurwo memberi nama ICS kakao  “KRIDA TANI MENOREH” , yang maknanya adalah  K : Karep, R: rajin, I: Ilmu dan informasi, D: dana, A: analisa, T: trampil, A: akal, N: ngrumat I: imbalan, MENOREH adalah pegunungan dimana kita bertempat tinggal .
makna seutuhnya adalah :
“ Jika petani kakao ingin sejahtera maka harus rajin mencari ilmu dan informasi, permodalan, ketrampilan dan ilmu analisa usaha, sehingga  kakao yang dipelihara  terawat, terjaga dan dapat memberi imbalan hasil melimpah bagi pendapatan petani”
Pada kali ini juga dibahas visi misi yang hasilnya sebagai berikut:
1. Visi : Menggambarkan tujuan atau kondisi dimasa depan yang ingin dicapai oleh organisasi, bisa dikatan impian atau cita-cita organisasi

" Kridatani Menoreh bertekat meningkatkan produksi dan kualitas kakao Kulon Progo secara berkelanjutan selaras dengan alam sehingga dapat bersaing di tingkat nasional maupun internasional dan memberdayakan petani menjadi sejahtera “

2. Misi : Merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan atau fungsi yang diemban oleh organisasi untuk mencapai visi yang sudah dirancang.
Dari sharing pendapat di atas dapat dirumuskan misi ICS Kridatani Menoreh sebagai berikut :
1) Meningkatkan kapasitas sumber daya petani kakao pada teknis budi daya dan pengolahan hasil kakao.
2) Penguatan kelembagaan petani kakao.
3) Meningkatkan pengelolaan  kakao mulai dari teknis budidaya sampai pengolahan hasil sehingga produksi dan kualitas kakao dapat meningkat menuju standar SNI.
4) Penguatan kelembagaan petani kakao sehingga dapat membangun pemasaran bersama melalui kelompok usaha bersama ( KUB ) di kelompok-kelompok yang tergabung dalam  koperasi , untuk mendapatkan kepastian harga yang ekonomis ( menguntungkan )
5) Meningkatkan kerjasama dengan Pemerintah dan lembaga suwasta dalam peningkatan produksi dan kualitas kakao.
6) Mendapatkan dukungan Pemerintah khususnya tentang alokasi dana dalam pengembangan kakao.

3. Tujuan : Merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam rentang waktu tertentu, jangka panjang, menengah, dan pendek.
Rumusan tujuan adalah :
Tujuan jangka pendek :
· Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia petani kakao pada budidaya dan pengolahan kasil kakao.
· Meningkatkan produksi dan kualitas kakao menuju standar SNI
· Berjalannya pemasaran bersama melalui Kelompok Usaha Bersama ( KUB ) di tingkat kelompok.
· Mendapatkan dukungan kebijakan dari Pemerintah khususnya untuk alokasi dana pengembangan kakao.
· Terjalin kerjasama dengan pihak Pemerintah serta lembaga suwasta.

Tujuan jangka menengah :
Kualitas kakao petani sudah memenuhi stansar SNI
Tujuan jangka panjang :
Meningkatnya kesejahteraan keluarga petani kakao
Demikian hasil rumusan Visi, Misi, Tujuan dan pemberian nama ICS kakao Kulonprogo, selanjutnya akan melakukan sosialisasi dan rekruitment anggota ke 7 desa di kecamatan Samigaluh dan Girimulyo.(HDN12)

Senin, 02 Juli 2012

Banjarsari


Panen Cengkeh 

“Pada masa panen tahun ini dari  2 jenis cengkeh yang di tanam di Kulon progo yaitu si putih dan Zanzibar semua dapat berbuah dengan baik, terutama jenis Zanzibar yang memiliki pohon yang besar dan lebat, buah cekehnyapun lebih besar-besar,dibanding si putih “ demikian disampaikan  ibu ibu “Kembar” pada saat realisasi pinjaman modal “Candak Kulak” ( modal membeli hasil bumi untuk dijual kembali ) dari Lesman tanggal 28 Juni 2012 lalu.
Sebenarnya pinjaman tahap pertama masih 2 bulan lagi jatuh temponya tetapi karena  cengkeh sudah mulai dipanen maka pinjaman diselesaikan pada angsuran ke 10 agar mereka mendapatkan modal untuk membeli cengkeh dari petani, Bu Ngatinem salah satu dari mereka menuturkan “ Pinjaman yang saya ajukan Rp.5.000.000 akan saya pergunakan untuk membeli hasil bumi dari petani disekitarnya kemudian dijual lagi ke pasar atau sudah ada yang memesan, hasil bumi itu antara lain pisang, cengkeh, Kapulogo, umbi-umbian, cabe, sayuran sampai pegagan (antana) untuk bahan baku teh atau obat-obatan herbal “. Ditanya tentang hasilnya beliau hanya menjawab “ya…kalau saya belanjakan RP.5.000.000 nanti saya akan dapat untung Rp.50.000 dalam sehari pergi ke pasar” itulah kira-kira hitungan kasarnya, tetapi pasti dalam 1 minggu beliu tidak hanya 1 kali ke pasar.
Kebahagiaan atas cengkeh yang berbuah baik juga disampaikan Pak Nardi, kepala dukuh Banjarsari sekaligus ketua kelompok tani “Mentes”, meskipun beliau hanya memiliki pohon sedikit tapi panen cengkeh kali ini memberi harapan tersendiri baginya.
Demikian juga dengan bu Sriyati dan ibu-ibu lain yang sekarang memiliki kesibukan memanen cengkeh, menampung cengkeh dari petani lain, menerima pesanan cengkeh dari tengkulak,dan tentu saja sekarang di halaman rumah atau di atap rumahnya ada cengkeh yang mereka jemur, harga cengkeh basah saat ini berkisar Rp.24.000 sampai Rp.25.000, sedang untuk cengkeh kering mencapai Rp.79.000 sampai Rp.82.000, perkilonya, mereka tidak akan menampung cengkeh, tapi mencari untung Rp.500 sampai Rp.1.000 per kilonya.(HDN12)

Kabar KSU Jatirogo

GULA SEMUT KSU JATIROGO


KSU Jatirogo mulai menjajaki pasar lokal untuk memasarkan gula semutnya, mesipun sudah mengekspor gula ke beberapa Negara tapi sebenarnya  potensi pasar lokal juga sangat luas dan masih belum tersentuh, untuk itu KSU melakukan ujicoba kemasan agar pemasaran lebih mudah dilakukan , kemasan yang sudah siap untuk dipasarkan adalah kemasan 500g, 250g, dan 125g dengan model kotak kardus dan plastic, dengan rasa netral, jahe, temulawak dan lain-lain, bahkan ada juga yang sudah dibuat sacetan siap sedu seperti halnya teh dan kopi.

Demikian disampaikan Pak Rawiyo ( manager KSU Jatirogo ) pada saat menerima rombongan pengawas Lesman yang melakukan monitoring tanggal 28 Juni 2012 di Kantor KSU Sentolo, Pak Rawiyo juga memperlihatkan beberapa kemasan yang sudah mulai dipasarkan pada toko-toko swalayan dan supermarket di sekitar Yogyakarta.
Pada kesempatan itu Pak Ali Roto, salah seorang pengawas Lesman menyampaikan komentarnya yang memuji langkah KSU yang sudah sangat maju, mudah-mudahan dengan kemasan yang sangat menarik ini gulan semut produk KSU Jatirogo akan laku di pasaran lokal dan tetap laku juga dipasaran Internasional. (HDN12)

Kegiatan Maret 2012

MENGHORMATI ANUGRAH ALAM

MENGHORMATI ANUGRAH ALAM
kegiatan awal 1 Suro di Nglambur

OBROLAN

Waktu sekarang

pengunjung

Pages - Menu

woro-woro