Jumat, 24 Februari 2012

Pembentukan ICS Kakao



ICS KAKAO KULONPROGO
Internal Control Sistem memang sudah banyak diterapkan di kelompok-kelompok tani di Kulonprogo,  (misalnya untuk komoditas gula semut dan padi )  tetapi untuk komoditas Kakao mungkin baru kali ini akan diterapkan di “Forum Kakao Kulonprogo “ salah satu forum yang beranggotakan kelompok-kelompok tani kakao  , meskipun baru diawali di beberapa desa tetapi harapannya penerapan ICS kakao ini akan merambah pada kelompok-kelompok di wilayah potensi kakao di Kulonprogo.
Forum ini pada tanggal 23 Pebruari 2012 telah membentuk kepengurusan yang akan menjalankan ICS, bertempat di rumah Pak Raharjo , Tompak, Giripurwo, Girimulyo, ( sekretariat Forum Kakao) telah dipilih dan ditetapkan kepengurusan ICS , setelah berdiskusi cukup panjang tentang apa dan bagaimana ICS, serta pentingnya ICS kakao dijalankan untuk meningkatkan mutu produk kakao, diskusi ini dipandu mas Mulyono dan Hardono dari Lesman. Kepengurusan ini adalah sebagai berikut :
Kordinator                   : Nardi ( Banjarsari  )
Bagian Pembelian        : Kartina ( Purwosari ), Sutarman ( Jatimulyo )
Bagian Gudang           : Saimin (Giripurwo ), Gunadi ( Banjarsari )
Bagian Pengolahan     : Supriyanto (Banjarsari ) , Maryati ( Pagerharjo )
Komisi persetujuan     : Raharjo (Giripurwo ) , Wiyono (Pagerharjo ), Prapto (Purwosari )
Inspektor internal        : Sri Lestari (Giripurwo), Basuki ( Pagerharjo )
Pendamping lapang     :
1.      Wilayah Banjarsari      : Siswanto
2.      Wilayah Giripurwo     : Eko Sejati, Sardi
3.      Wilayah  Jatimulyo     : Ngatirin,
4.      Wilayah Purwosari      : Suwartono
5.      Wilayah Sidoharjo      : Giwanto
6.      Wilayah Kebonharjo   : Gunadi, Sardi
7.      Wilayah Pagerharjo     : Supriyono
Struktur kepengurusan ini akan disempurnakan lagi, karena masih banyak kader-kader yang belum masuk dalam kepengurusan.
Setelah kepengurusan ini terbentuk maka akan diadakan pertemuan lagi untuk membahas perencanaan kegiatan dan menyusun aturan-aturan agar ICS dapat berjalan, dalam rekomendasi akhir pertemuan pada 23 Pebruari itu adalah sebagai berikut :
1.      Forum Kakao tetap berjalan sebagai payung dari kegiatan peningkatan produksi dan kualitas kakao di Kulonprogo, Kepengurusan Forum adalah, Kordinator Raharjo, Sekretaris Wiyono dan Bendahara Suprapto.
2.      ICS kakao menjadi bagian dari Forum kakao Kulonprogo, yang dalam kegiatannya selalu berkordinasi dan bekerjasama dengan Forum Kakao .
3.      Kegiatan awal dari ICS adalah melakukan usaha pemasaran bersama ( Kakao ) bagi anggota kelompok tani yang masuk dalam Forum Kakao Kulonprogo, dengan tidak menghilangkan kegiatan pemasaran bersama yang sudah dilakukan di tingkat kelompok.
4.      Tentang bentuk kelembagaan , nama ICS , serta keanggotaan akan dibahas setelah ada kegiatan bersama, tetapi tetap mengarah pada  bentuk lembaga yang cocok dengan kegiatan ICS. ( HDN 12)

Sabtu, 18 Februari 2012

Pelatihan ICS Forum Kakao Kulonprogo


Kelompok Tani kakao  belajar  Internal Control Sistem
Alasan utama konsumen kakao membeli kakao dengan harga murah  adalah karena “ mutu produk kakao yang rendah “ rendahnya mutu kakao bisa jadi karena pengelolaan pasca panen yang tidak sempurna, seperti halnya mereka tidak melakukan fermentasi ,kakao yang sudah dikupas  hanya dijemur alakadarnya ditepi-tepi jalan , melakukan fermentasi memang tidaklah mudah jika produksi kakao hanya sedikit, karena  hasil fermentasi akan baik jika ketebalan tumpukan kakao dalam kotak fermentasi mencapai ketebalan tertentu,  pada kotak fermentasi ukuran 60 cm x 40 cm paling tidak ada 100 Kg kakao basah, inilah yang menjadi kendala petani kakao di sekitar Kabupaten Kulonprogo, karena produksi mereka masih rendah sehingga jika tidak berkelompok sulit untuk melakukan fermentasi sendiri.
Mau tidak mau petani kakao harus bisa meningkatkan kualitas kakao jika punya keinginan akan mengembangkan potensi kakao mereka, salah satunya adalah dengan berkelompok dengan beberapa petani lain , dan inilah yang dibahas dalam pelatihan ICS ( internal Control Sistem ) sistem penjaminan mutu internal  ICS merupakan bentuk penerapan aturan untuk penjaminan mutu produk yang dikelola oleh kelompok tani sehingga pemasaran kakao akan memperoleh harga yang lebih baik.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Forum Kakao Kulonprogo bersama Lesman tanggal 13 dan 14 Pebruari 2012 di Rumah Bapak Kepala Dukuh Banyunganti, Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo, diikuti oleh sekitar 37 kader petani kakao di Kecamatan Girimulyo, Samigaluh dan Kokap.
Dalam pelatihan ini ada sharing pengalaman dari ICS Kakao Handayani yang disampaikan oleh pak Sarwono ( Dusun Pace, desa Nglegi, Patuk Gunungkidul, dan Sumadi dari Dukuh Pijenan, Tambakromo, ponjong Gunungkidul.Dari sharing yang disampaikan menempatkan pengorgaisasian petani adalah dasar dari berjalannya ICS, tanpa ada organisasi yang solit tentu akan sangat sulit sistem ini bisa berjalan.
Materi yang disampaikan adalah yang berkaitan dengan pengenalan dasar-dasar ICS, tentang pengertian ICS, Membangun pemasaran bersama yang berkelanjutan, Struktur organisasi ICS, dokumen ICS, Standar operasional prosedur, ketidaksesuaian dan sanksi, dan perkiraan hasil panen, memang tidak mudah bagi peserta untuk dapat memahami semua materi, tetapi ini sebagai langkah awal untuk membuka sedikit pengetahuan mereka tentang ICS, sebagai sarana peningkatan kualitas kakao.
Dalam diskusi Rencana tindak lanjut ada pembahasan tentang pentingnya ICS ini dibentuk, bahkan sudah memilih personil untuk mengawali pembentukan organisasi ICS, 3 orang yang menempati rengking teratas dalam pemilihan adalah Mas Raharjo ( Kordinator Forum kakao ) dari Gapoktan Giripurwo, Mas Wiyono dari Pagerharjo Samigaluh dan Gunadi dari Banjarsari Samigaluh, dalam diskusi juga sudah memilih bentuk organisasi yang cocok yaitu Koperasi, dan penetapan tentang pembentukan organisasi ICS ini akan dibahas dalam pertemuan selanjutnya, dalam waktu dekat.
Memang pembentukan organisasi tidak bisa dilakukan buru-buru,melainkan harus bertahap setelah semua petani paham tentang tujuan dan cara membangun ICS, hal ini dimaksudkan agar semua petani paham bahwa ICS adalah kebutuhan petani dan meyakini bahwa dengan organisasi ini petani akan mendapat keuntungan, bukan hanya pengurus yang dapat menikmati, dan yang paling penting membuat organisasi mudah tetapi untuk menjalankannya yang sulit/banyak rintangan.Kemandirian sangat dibutuhkan sehingga keberhasilan tidak akan dikelaim oleh pihak lain, tetapi betul-betul karena petani sendiri.(HDN 12)

Sabtu, 11 Februari 2012

Sekolah Lapang Kakao



Keberhasilan SL di Banjarsari dan Giripurwo sehingga melahirkan Forum Kakao menambah semangat petani kakao Kulonprogo untuk belajar budidaya kakao, ini ditandai dengan dimulainya SL kakao di tiga tempat, yaitu di Purwosari Girimulyo, Kebonharjo dan Sidoharjo Samigaluh, di Purwosari jumlah pesertanya 30 orang , Sl bertempat di rumah pak Prapto Gedong, Perwosari dilakukan setiap hari Rabu, di Kebonharjo akan dilakukan di rumah pak Marto Wiharjo, Kaliduren, Kebonharjo, jumlah peserta 40 orang dilakukan setiap hari Senin, dan di Sidoharjo di rumah pak Giwanto, Nyemani, Sidoharjo, Samigaluh, jumlah peserta 40 orang dilakukan setiap hari Kamis.
Memang tanaman kakao sudah dibudidayakan sejak dulu, tetapi mereka memang pengetahuan mereka tentang budidaya kakao masih minim, semiga Sekolah Lapang ini dapat menjadi media belajar bersama, saling tukar ilmu dan pengalaman. (HDN12)

Pemanfaatan Lahan Kosong


Berkebun Sayur Di Pekarangan Rumah
Petani di sekitar pegunungan Menoreh memang banyak yang kreatif dan inovatif, lahan sempit yang mereka punya tidak menjadi penghalang untuk mengembangkan tanaman sayuran , di sela-sela rumah, di pinggir jalan atau di halaman sempit di depan rumah mereka manfaatkan untuk membuat kebun sayuran, “Namanya petani mas, malu jika hanya untuk kebutuhan sayuran harus beli dari tukang sayur keliling, makanya meskipun hanya bisa berkebun disela-sela pekarangan dan pinggir jalan, kami tetap usahakan untuk menanam sayuran, dengan demikian dapat mencukupi kebutuhan sayur untuk setiap harinya’, demikian dikatakan pak Pardi dari Giripurwo, alasan yang sama juga disampaikan pak Gunanto dari Kebonharjo dan juga pak Hartono dari Nglambur Sidoharjo Samigaluh, memang tidak hanya 3 orang ini yang mengembangkan sayuran di sekitar rumah, melainkan masih banyak petani lain yang juga mengembangkan sayuran dengan cara kreatif seperti ini.
Cara menanam sayuran ada yang menggunakan media polibeg, kaleng bekas, ember bekas, atau langsung ditanam pada tanah dengan dipagari anyaman bamboo seadanya, yang menggunakan polibeg dan kaleng bekas mereka letakkan di teras rumah dan dipinggir jalan, sehingga menambah sejuk tempat tinggal mereka.Jenis tanaman yang biasa ditanam adalah cabe, tomat, kacang panjang, terong ungu dan putih, kobis, sawi, boncis, wortel, sledri dll.
Itulah sekilas cerita dari pegunungan Menoreh, kegiatan kreatif dan inofatif ditengah keterbatasan lahan tetap bisa menanam sayuran, kegiatan ini biasa juga dilakukan oleh orang-orang kota yang juga memiliki keterdapat keterbatasan lahan , memang bertani dengan cara ini memiliki banyak keuntungan, yaitu :
1. Selain untuk penghijauan, tanaman sayuran dapat menjadi sumber kebutuhan sayur
2. Salah satu bentuk penyaluran hobi,
3.Timbulnya rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi sayuran yangditanam sendiri .
4. Diperolehnya sayuran yang lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena
penggunaan pestisida yang dapat ditekan semaksimal mungkin
5. Bertanam sayuran berarti melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih mencintai.
   Alam .
6 Bahkan di tengah kondisi harga bahan kebutuhan pokok naik,menanam sayur mayurdi kebun dapat turut membantu perekonomian dalam rumah tangga , bahkan kalau hasilnya lebih, bisa dijual ke pasar
Kiranya masih banyak lagi ide kreatifiatas inofatif yang dikembangkan pada lahan sempit, ada yang menggunakan media pot  horizontal dan fertikal dengan menggunakan pralon atau pot dari tanah liat, ada yang digantung , didirikan , atau ditata pada anjang anjang dari kayu.
Karena menanam sayuran dengan cara ini memiliki banyak keuntungan maka baik kalau ini kita tiru di rumah kita masing-masing, apalagi bagi para petani di pedesaan, pupuk alami dan air masih sangat mudah kita dapat, selamat mencoba.(HDN12)

Kamis, 02 Februari 2012

HARI PANGAN DI KULONPROGO


Peringatan Hari Pangan Sedunia Kabupaten Kulonprogo
“ Akses Harga dan Kualitas Kangan Bagi Masyarakat “
Giripurwo, 27 Oktober 2011

Sambutan Ketua Panitia (Bapak Nardi)
Pada awal sambutan disampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh undangan dan peserta sarasehan yang berkenan hadir meluangkan waktu dan perhatian pada acara Hari Pangan Sedunia di Kabupaten Kulonprogo yang bertempat dibalai desa Giripurwo ini. Acara HPS kali ini diawali dengan pertemuan perwalikan kelompok tani di 4 kecamatan ( Samigaluh, Kokap, kalibawang, dan Girimulyo ) dimana ke empat kecamatan ini memiliki potensi tanaman kakao yang cukup banyak, kemudian Hari pangan Ini akan dijadikan moment untuk membentuk Forum Ketahanan Pangan Kulonprogo tetapi akan focus pada pengembangan kakao , jika kita kaitkan dengan Hari pangan maka diharapkan dengan pengembangan tanamana kakao maka pendapatan petani akan bertambah dan petani kakao akan memiliki daya beli terhadap pangan dan ketahanan panganpun tercapai. Tema Hari pangan kali ini adalah mengacu pada tema hPS Nasional “ Akses Harga dan Kualitas Kangan Bagi Masyarakat “ dan rangkaian HPS hari ini adalah pembukaan, pameran pangan lokal dan sarasehan tentang pangan danpembentukan Forum menjadi lembaga ekonomi “ Koperasi “ dan kesenian Gejok Lesung serta Tari Jawa, semoga semua acara akan berjalan dengan lancar jika ada banyak kesalahan dan kekurangan dari penyelenggaraan ini kami mewakili seluruh Panitia minta maaf yang sebesar-besarnya, terima kasih.
Sambutan Bapak Kepala Desa Giripurwo ( Mardi Santoso )
Sebagai tuan Rumah Kepala Desa menyampaikan selamat datang dan terima kasih atas kehadiran para tamu undangan Khususnya Bapak Wakil Bupati Kulonprogo dan peserta sarasehan, dari pihak desa mengucapkan terima kasih pada panitia HPS yang telah memilih balai desa Giripurwo sebagai tempat pelaksanaan HPS tahun ini, kami bangga dengan ini, semoga peringatan HPS kali ini dapat benar-benar menjadi awal dari tujuan yang ingin dicapai oleh petani kakao di empat kecamatan, yasitu membentuk wadah yang sesuai dengan pengembangan kakao mulai dari proses budi daya sampai dengan pemasaran kakao secara bersama, semoga potensi kakao yang ada di Kulonprogo ini dapat dikembangkan sehingga pendapatan petani juga akan meningkat, dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai, selamat mengikuti rangkaian HPS hari ini, terima kasih
Sambutan Wakil Bupati ( Drs.H.Sutedjo )
Pada sambutannya Bapak Tedjo memberi apresiasi pada keberadaan Forum yang memberi kesadaran bahwa perjuangan apapun harus dilakukan secara berkelompok, sehingga perjuangan itu akan lebih berhasil, dalam hidup bermasyarakat semangat kebersamaan dan kekeluargaan memang harus selalu di kembangkan agar egoism dan mementingkan kepentingan pribadi dapat dihilangkan, beliau mengumpamakan “Sapu Lidi “ yang bila digunakan satu biji tidak akan banyak manfaatnya, tetapi jika sudah disatukan dalam ikatan, maka akan kuat dan dapat berguna, semoga keberadaan forum kakao ini juga akan semakin dapat memajukan budidaya kakao dan menguatkan pendapatan petani, mengingat kakao adalah salah satu “Mutiara Terpendam” yang dimiliki oleh kabupaten Kulonprogo, jika dikembangkan akan sangat membantu dalam upaya kesejahteraan masyarakat. Bapak Wakil Bupati juga mengapresiasi tentang peringatan HPS yang dilakukan di Giripurwo ini, pangan adalah kebutuhan pokok dari kehidupan manusia maka perhatian kita terhadap pangan harus selalu dipupuk dan dikembangkan, terutama perhatian kita arahkan pada daerah-daerah rawan pangan, salah satu usaha untuk mengatasi kerawanan pangan adalah dengan mengembangkan pangan lokal yang merupakan potensi yang kita miliki. Diucapkan terima kasih atas prakarsa ini dan semoga forum ini akan dapat berjalan dengan baik.” Peringatan Hari Pangan Sedunia Kabupaten Kulonprgo Ke 31 , di Giripurwo, secara resmi dibuka “
Sesi II Kunjungan Ke Stan pameran
Setelah acara di buka secara resmi oleh Wakil Bupati Kulonprogo maka semua undangan dan peserta pameran mengunjungi Stan pameran di halaman balai desa ada 10 stan pameran dari 3 kecamatan, desa yang memamerkan hasil dan bahan pangan lokal adalah desa Sidoharjo, Banjarsari, Pagerharjo, dan Kebonharjo di kecamatan Samigaluh, desa Giripurwo, Jatimulyo dan Purwosari Kecamatan Girimulyo, desa Bajararum, Bajarasri,dan Banjaroyo , isi stan pameran adalah bahan dan olahan pangan lokal, Uwi, Mbili, padi, Sluwek, Ketela Pohon, ketela rambat, kakao, kopi, pisang, Waluh, jepan, sayuran, garut, gula semut dll, sedangkan olahan pangan, tiwul, tape, aneka minuman instan dari empon-empon, dawet, aneka mie, aneka kerupuk dll, ada juga peralatan pertanian seperti sabit, cangkul, bendo dll.

       Sarasehan
1. Paparan dari Bapak Ir. Joko Susilo ( Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
“KEBIJAKAN DAN PROGRAM KETAHANAN PANGAN DALAM MENDUKUNG TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN PANGAN MASYARAKAT”
Ada ungkapan bahwa “ANDA ADALAH APA YANG YANG ANDA MAKAN” hal ini mengingatkan pada kita bahwa “Pangan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, jika kualitaspangan yang kita konsumsi sangat rendah kandungan gizinya, maka akan rendah juga kualitas SDM kita, jika kita ingin menjadi manusia yang berkualitas punya otak yang cerdas, maka kita harus makan makanan yang berkualitas punya kandungan gizi yang lengkap.
Betapa pentingnya makanan bagi manusia sehingga hak untuk memperoleh kecukupan pangan dan memperoleh makanan yang berkualitas bergizi dan aman di deklarasikan oleh FAO/WHO International Conference on Nutrition: World Declaration on Nutrition,
Di Indonesia kita mengenal Ketahanan Pangan yang artinya adalah “Kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau “(UU No. 7/1996), dengan ini maka Ketahanan pangan tidak hanya bergerak pada kecukupan pangan tetapi bagaimana dalam pangan tersebut tercukupi pula unsure-unsur gizi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh manusia, pangan itu juga harus aman dari zat-zat yang bisa menjadikan racun bagi tubuh kita.
Artinya dalam ketahanan pangan mengandung makna :
1. Tersedianya pangan yang cukup, aman, dan merata (di wilayah dan rumah tangga)
2. Kemampuan memperoleh pangan (akses) dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan hukum dan dapat diterima secara sosial budaya
3. Kemampuan memanfaatkan ketersediaan pangan sesuai dengan pedoman gizi seimbang
è harus diartikan dalam arti seluruh wilayah/rumah tangga dan sepanjang waktu.
Jika ketahanan pangan tidak tercapai maka peristiwa ini dinakaman “Kerawanan Pangan” yaitu Kondisi tidak terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tidak tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, tidak aman, tidak merata, dan tidak terjangkau .
Dari hal di atas maka ada beberapa penandasan dalam ketahanan pangan :
1. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi manusia yang harus dihormati, dilindungi dan dipenuhi.
Untuk membentuk manusia yang sehat dan produktif diperlukan asupan gizi cukup, gizi yang cukup diperoleh sari konsumsi pangan yang memenuhi kaidah beragam, bergizi, beerimbang dan aman.
2. Kualitas pangan yang dikonsumsi sangat menentukan kualitas SDM
3. Ketahanan pangan merupakan pilar utamadalam mewujudkan ketahanan ekonomi dan ketahanan nasional yang berkelanjutan
4. Ketahanan pangan sebagai sebuah system yang dibangun dari subsistem ketersediaan, subsistem distribusi dan akses serta subsistem konsumsi dan keamanan pangan.
PERMASALAHAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI DIY
1. PENCAPAIAN MUTU KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT MASIH BELUM MEMENUHI TARGET SKOR PPH 2010 : 79,24 TARGET PPH 2010: 80,7, SKOR PPH IDEAL:
Masalah “KETERGANTUNGAN TERHADAP JENIS BAHAN PANGAN TERTENTU “ (BERAS & GANDUM)
n Indonesia : 139,15 kg/kap/tahun
n D I Y : 89,50 kg/kap/tahun
n Rata-rata dunia : 56,9 kg/kap/tahun
n Gandum : 31,07 g/kap/hr,
n Impor Gandum 2009: 4,6 jt ton, 2010: 5,6 jt ton, 2011: 6,18 jt ton.
Masalah AREAL PERTANIAN YANG SEMAKIN BERKURANG SEBAGAI AKIBAT ALIH FUNGSI LAHAN (2,9 % = 153 Ha/ th), sawah = 57.443 Ha
Masalah DEGRADASI TINGKAT KESUBURAN LAHAN
                                    Masalah HARGA PANGAN YANG SEMAKIN MAHAL
Masalah JUMLAH PENDUDUK YANG SEMAKIN MENINGKAT MEMBUTUHKAN PENYEDIAAN PANGAN YANG SEMAKIN MENINGKAT PULA Jumlah pddk DIY 2010: 3.457.491, 2009: 3.421.533 (pertumbuhan: 1,04%)
Masalah MASIH TERDAPAT DAERAH RAWAN PANGAN
n TAHUN 2008 : 137 DESA
n TAHUN 2009 : 86 DESA/ 11 KECAMATAN
n TAHUN 2010 : 104 DESA/ 23 KECAMATAN
PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN ENERGI DAN PROTEIN PROVINSI DIY
No.
Jenis
2007
2008
2009
2010
1
Energi
3,663.96
3,557.59
3,724.68
3,736.00
2
Protein
94.59
85.50
92.75
92.92
PROGRAM PENGEMBANGAN
KETAHANAN PANGAN (RPJMD 2009-2013)
§ Pengembangan desa mandiri pangan;
§ Pemberdayaan lumbung pangan;
§ Penanganan daerah rawan pangan;
§ Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM);
§ Peningkatan mutu konsumsi pangan;
§ Percepatan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal;
§ Peningkatan keamanan pangan;
§ Optimalisasi kelembagaan ketahanan pangan (DKP);
§ Integrasi perencanaan dan pengendalian program ketahanan pangan.
KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN
1. Pemantapan ketersedian pangan baik hewani maupun nabati.
2. Pengembangan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat.
3. Pengembangan distribusi pangan yang efisien dan efektif.
4. Pemantapan stabilitas harga pangan.
5. Peningkatan aksesbilitas rumah tangga terhadap pangan.
6. Peningkatan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal.
7. Peningkatan mutu konsumsi dan keamanan pangan.
8. Penanganan daerah rawan pangan yang terprogram dan berkelanjutan melalui desa mandiri pangan.
9. Peningkatan koordinasi lintas kabupaten dalam penanganan penyuluhan pertanian.
10. Pemantapan kelembagaan penyuluhan pertanian.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MUTU KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT
o MENINGKATKAN KEMAMPUAN RT RUMAHTANGGA DALAM AKSES PANGAN DAN MANAJEMEN PENGELUARAN PANGAN BERORIENTASI GIZI SEIMBANG
o MENGEMBANGKAN PROGRAM PERBAIKAN GIZI YANG COST EFFECTIVE, MELALUI PROGRAM P2KP (PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN) BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL
o PEMBINAAN KEAMANAN PANGAN INDUSTRI/PEDAGANG KECIL SEIRING PENINGKATAN KONTRIBUSI KONSUMSI PANGAN DI LUAR RUMAH
o INTERVENSI TARGETED DAN INTEGRATED
KETAHANAN PANGAN – KEMANDIRIAN PANGAN – KEDAULATAN PANGAN ?
UNTUK MEWUJUDKANNYA DENGAN PENGEMBANGAN SUMBER PANGAN LOKAL/ PANGAN ASELI INDONESIA
MENGAPA PANGAN LOKAL DIPILIH ?
n Mempunyai manfaat fungsional bagi kesehatan manusia (kadar serat yang tinggi, mengandung antioksidan, non glikemik)
n Mengurangi ketergantungan pada jenis pangan pokok tertentu (beras dan terigu)
n Mendukung terwujudnya Kemandirian/ Kedaulatan Pangan masyarakat.
n Mudah dikembangkan (tidak menghendaki syarat hidup yang sulit, tahan naungan, sumber benih yang cukup banyak)
n Memiliki Potensi yang besar dalam pengembangannya (di lahan marginal, sebagai tumpangsari, di bawah tegakan tanaman, di lahan pekarangan)
n Mempunyai peluang sebagai usaha produktif yang ekonomis untuk meningkatan pendapatan petani/ pelaku usaha (produk antara dan aneka olahan makanan lokal)
MENGAPA DIUSAHAKAN PRODUK ANTARA (TEPUNG-TEPUNGAN)
n AGAR DAYA SIMPANNYA LEBIH LAMA
n UNTUK MENJAMIN TERSEDIANYA BAHAN BAKU SETIAP SAAT
n UNTUK MEMUDAHKAN DALAM PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN
n MEMBUKA PELUANG USAHA DI DAERAH
n MENINGKATKAN NILAI TAMBAH BAGI PELAKU USAHA
DASAR HUKUM
n PERPRES NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL,
n PERMENTAN No. 43 Tahun 2009 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL,
LANGKAH STRATEGIS KEBIJAKAN PROGRAM P2KP
1. PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA
2. OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN
3. PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN PANGAN LOKAL
4. KERJASAMA DENGAN PERGURUAN TINGGI DAN PEMANGKU KEPENTINGAN LAINNYA
5. SOSIALISASI DAN PROMOSI PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN
n PAMERAN PANGAN LOKAL
n PEMASANGAN BILLBOARD PANGAN LOKAL
n GELAR PANGAN LOKAL
n LOMBA CIPTA MENU
n PROMOSI MELALUI MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK
n GERAKAN MAKAN 3 BA
2. Paparan dari Ibu Niken Probolaras ( Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kulonprogo ) “Dasar-dasar Koperasi”

Landasan pemberdayaan Koperasi dan UMKM adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945, yang merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional. Pemberdayaan Koperasi dan UMKM merupakan bagian integral dari pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang demokratis, adil dan makmur sesuai dengan amanat konstitusi Undang-undang Dasar Tahun 1945.
Masyarakat Petani Kakao
Kakao sebagai salah satu komoditi unggulan perkebunan mempunyai peranan penting sebagai sumber devisa negara, sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja, mendorong agribisnis dan agroindustri serta pengembangan wilayah.
Untuk menangkap peluang tersebut di Indonesia telah terbentuk Himpunan petani kakao Indonesia (HIPKINDO) sebagai wadah pemersatu petani kakao.
Program penguatan modal KUMKM
Kemitraan BUMN, melalui : PT Bank Mandiri Yogyakarta, PT ASKES Cab. Utama Yogyakarta, PT PERURI Jakarta, PT ASEI Jakarta.
Kredir Usaha Rakyat (KUR)
LPDB- KUMKM
KOPDIT PINUNJUL
Penutup
Mengingat secara individu lebih sulit untuk merebut nilai tambah maka perlu ada suatu lembaga/organisasi bisnis petani kakao berupa koperasi yang dikelola secara profesional.
Dengan adanya koperasi milik petani kakao, maka koperasi ini akan mengembangkan pada unit-unit usaha hulu (misal industri bibit) dan unit usaha hilir (misal perdagangan/pemasaran kakao). Bila kondisi demikian dapat terjadi nilai tambah yang ada pada hulu dan hilir direbut oleh petani melalui koperasinya.
3. Paparan dari Bapak Witoro ( Koalisi Rakyat Untuk Kedaulatan Pangan )
Selamat pada panitia yang telah memanfaatkan momentum Hari pangan ini untuk mengingatkan pada kita semua tentang pentingnya “Pangan” bagi kita, wujud peringatan memang tidak harus dengan acara yang menelan biaya banyak, tetapi dengan acara yang sederhana tapi memiliki makna mendalam tentang pangan sepertinya akan lebih baik, meski tujuan utamanya adalah menggalang potensi kakao di Kulonprogo tetapi baik juga karena memiliki tujuan akhir ketahanan pangan bagi petani kakao.
Setiap tanggal 16 Oktober dunia memperingati Hari Pangan, tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk mengingatkan kita pada arti pentingnya pangan bagi manusia, di era kepemimpinan Presiden Sukarno beliau pernah member pernyataan tentang pentingnya pangan, “ Pangan adalah mati hidupnya bangsa, keluarga dan masyarakat “ tanpa pangan tentu saja bangsa, keluarga dan masyarakat juga tidak aka nada.
Tema Hari pangan kali ini adalah tentang “Akses pangan “ dan “Pangan sehat” bagi masyarakat, menjulangnya harga beras dipasaran Indonesia tentu berakibat pada akses pangan bagi masyarakat kecil menjadi sulit karena harga itu tidak akan pernah turun, kemudian diikuti dengan membanjirnya impor bahan pangan dan ternak dari luar negri seperti gandum, singkong, jahe, kentang, gula sampai dengan garam dan sapi berakibat pada “Krisis harga pangan” bagi masyarakat kita yang diuntungkan adalah produsen-produsen besar dan importir.
Belum lagi dengan persoalan-persoalan lain yang memperparah keadaan ini, persoalan-persoalan itu adalah :
1. Permasalahan lahan yang semakin sempit untuk tanaman pangan, karena semakin terdesak oleh perkembangan pertembahan penduduk sehingga membutuhkan lahan pemukiman dan lahan tempat usaha, juga oleh tanaman perkebunan yang membutuhkan areal luas seperti perkebunan sawit, dan karet.Permasalahan Distribusi cadangan pangan yang dulu diperankan oleh “Lumbung Pangan Masyarakat” sekarang sudah sangat berkurang, Indonesia merupakan negara agraris, namun menjadi pengimpor pangan terbesar di dunia, dengan rata-rata nilai impor pangan yang mencapai Rp 110 trilyun per tahun. Kebijakan impor pangan ini telah mengantarkan Indonesia ke jurang krisis pangan.Pangan merupakan komoditi yang “khusus” disebut khusus karena merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia. Sehingga perlu adanya pengaturan secara khusus dalam distribusi pangan yang seharusnya berbeda dari pengaturan distribusi barang lainnya.Pengaturan pangan harus dibawah kendali negara, karena negara berkewajiban menjamin dan memenuhi salah satu hak dasar rakyat ini. Sayangnya kondisi tersebut jauh panggang dari api. Kebijakan pangan negeri ini telah diserahkan sepenuhnya kepada pasar. Sehingga fluktuasi harga pangan sulit dikendalikan oleh pemerintah. Akibatnya harga pangan melambung tinggi dan tidak bisa dijangkau oleh masyarakat miskin.
2. Permasalahan Perdagangan bebas
Pada era perdagangan bebas saat ini menjadi persoalan besar bagi kita, Indonesia dibanjiri produk-produk pertanian dan barang lainnya bahkan dengan fasilitas tanpa biaya masuk, sedangkan barang kita sangat ketat dengan aturan jika akan melakukan ekspor, pada Negara lain peran Negara sangat besar dalam mendukung perdagangan dengan memberi fasilitas subsidi pada produk-produk yang akan diekspor sedang Negara kita fasilitas itu tidak ada, ini adalah bukti tidak adanya penghargaan pada petani kecil .
3. Persoalan Konsumsi
Pola konsumsi masyarakat kita yang dulu sangat berfariasi dengan makanan pokok umbi-umbian sagu dan jagung, sekarang bergeser pada beras, sehingga kita menjadi sangat tergantung pada beras, ini menjadi persoalan jika harga beras menjadi melambung maka akan terjadi kerawanan pangan.
4. Persoalan benih
Penguasaan benih juga menjadi persoalan, karena benih-benih lokal tergeser oleh benih-benih rekayasa yang sangat merugikan kita, kita menjadi tidak berdaulat pada benih, dan tergantung dari produsen benih, khususnya benih benih pangan.
Mengingat persoalan pangan ada pada tingkat nasional, daerah dan lokal, maka perjuangan untuk mewujudkan kedaulatan pangan perlu dilakukan pada semua tingkatan, di mana kedaulatan pangan dapat terwujud melalui gerakan rakyat dalam memperjuangkan empat pilar ketahanan pangan, yaitu :
o Penataan ulang sumber-sumber produksi pangan dilakukan dengan reformasi agraria untuk meningkatkan akses dan kontrol masyarakat miskin dan rawan pangan terhadap tanah air, air, laut, hutan, benih, pupuk dan modal, dengan memanfaatkan lahan kososng yang sekarang ini belum banyak dimanfaatkan.
o Pengembangan berkelanjutan berarti mendukung petani untuk membudidayakan aneka tanaman pangan lokal, ternak dan ikan secara terpadu agar lebih produktif dan berkelanjutan, dengan pola tumpang sari, dan tumpang gilir antara tanaman semusim, tahunan dan juga tanaman keras untuk konservasi, system monokultur memang secara produksi lebih baik, tetapi ilihat dari aspek ekonomi, sosialkurang baik.
o Kemudian perdagangan yang adil berarti melindungi pasar pangan dalam negeri dan lokal serta mendukung sistem cadangan pangan lokal, serta mengembangkan pasar produk pangan petani dipasar lokal, daerah dan nasional.langkah perdagangan berkeadilan ini akan sangat baik jika dilakukan dengan cara berkelompok, koperasi adalah lembaga paling sesuai untuk mengembangkan perdagangan yang adil melalui pemasaran bersama produk-produk pertanian, maka jika di Kulonprogo akan dibentuk koperasi yang menangani pemasaran bersama kakao maka ini adalah langkah baik menuju kesejahteraan bersama.
o Pada pola konsumsi pangan lokal berarti mengembangkan pola konsumsi pangan dari produksi lokal yang cukup, beranekaragam bergizi dan aman, juga pengembangan lumbung-lumbung pangan sebagai cadangan pangan di setiap dukuh dan satuan masyarakat ,pengembangan jiwa interpreniurship untuk mengembangkan potensi lokal yang ada, sehingga ada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
               Diskusi
      · Pertanyaan
1. Dari Paryono, Klp. Ngudi Makmur, Kalirejo, Kokap : Kenapa barang dari luar negeri bisa irit biaya masuk, tidak seperti kalau kita mau eksporbiayanya tinggi dan persyaratannya juga banyak ?, pada produksi kakao di Kokap sudah mendapat perhatian dari pemerintah dengan bantuan tetapi masih banyak kendala di fermentasi, jika ini bisa diatasi dan produksinya adalah organic maka bisa diekspor, bagaimana cara melakukan fermentasi dengan baik ?.
Jawab :
  1. Pak Joko, Daya tarik produk pertanian dan perkebunan kita sangat kalah dengan produk dari luar, tampilan apel impor dengan apel Malang tentu sangat berbeda, orang pasti lebih memilih , produk kita juga sering menggunakan bahan-bahan pengawet kimia borak, Formalin,Rodemin, dll. misalnya beras ditambah dengan pemutih, hal ini menjadikan produk kita dikenal buruk di mata luuar negri.
  2. Ibu Niken, Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pertanian dan perkebunan kita adalah kata kunci agar kita dapat bersaing di pasaran internasional, di Dinas Koperasi ada program bantuan 150 juta (alat utk gula)yang diserahkan di kelompok Kokap, juga untuk BUMN perorangan, bentuk koperasi juga bisa Koperasi Kakao Orgnik (APKO) di aceh sudah tersetifikat IMO 2011 produksi 274 ton/th di lahan 461 ha, sudah menembus pasar internasional, dengan harga “premium price”. Semoga kelompok kakao di Kulonprogo juga bisa seperti di Aceh.
  3. Pak Witoro, di Negara-negara lain Pemerintah sangat memperhatikan para petaninya agar produk mereka dapat bersaing di pasaran internasional, mereka member subsidi yang sangat besar pada produk-produk petani sehingga biaya ekspor menjadi murah, di Negara kita subsidi untuk petani sangat kecil, dan sering subsidi justru diberikan pada produsen-produsen besar, itulah yang menyebabkan produk dari luar lebih mudah masuk dari pada produk kita yang keluar. Inilah pentingnya organisasi tani, jika petani dapat bersatu maka kita dapat melakukan advokasi tentang subsidi dari Pemerintah untuk petani kecil (produsen kecil).
2. Handoko, Komunitas Cah Ndeso, Pagerharjo, Samigaluh : Di pasaran kita banyak produk-produk makanan yang mengandung formalin dan bahan pengawet kimia, seperti ikan asin yang baru saja kita santap, kalau tau proses pembuatannya sangat prihatin, karena dicampur dengan obat nyamuk dll. Bagaimana ketahanan pangan itu bisa kita mulai dari diri kita sendiri, bagaimana menghargai makanan dan mengkonsumsi makanan yang sehat , bagaimana pendapat dari narasumber tentang ini ?
Jawab :
  1. Ibu Niken, ada undang-undang perlindungan konsumen, jika mengetahui praktek seperti itu maka bisa dilaporkan dan akan mendapat sanksi hukum.
  2. Pak Joko, memang kita harus memilih makanan yang aman untuk diri kita sendiri, jika memang mengetahui ada pengolahan produk makanan yang tidak sehat, maka bisa dilaporkana ada denda sampai 600 juta, dan kurungan 5 tahun.
3. Setyo Widodo, Klp. Sumber Mulyo, Jatimulyo, Girimulyo : Untuk masalah kakao sudah mulai sejak dulu tetapi dilakukan tidak maksimal, maka jika akan memaksimalkannya kami butuh pendampingan yang terus menerus dan serius, siapa yang akan mendampingi ?
Jawab :
  1. Pak Joko, kami tidak berwenang dalam pembinaan budidaya kakao, tetapi karena kebetulan kantor kami bersama dengan kantor para penyuluh, maka akan kami sampaikan hal ini pada yang berwenang.
  2. Rahardjo, kami bersama Lesman sudah melakukan pembinaan budidaya kakao melalui Sekolah lapang di beberapa kelompok, semoga nanti bisa saling membantu, dan belajar bersama.
4. Dari Among Kismo, Banjarsari, Samigaluh : Saat ini kami sudah melakukan pemasaran bersama di kelompok dan bekerjasama dengan PT. Pagilaran, dimana dalam kerjasama itu kami diwajibkan untuk melakukan fermentasi, tetapi dalam kenyataan PT. Pagilaran tetap membeli kakao tanpa fermentasi dari pengepul di pasar dengan selisih harga yang sedikit, bagaimana agar kami bisa memperoleh harga yang layak untuk kakao yan sudah difermentasi ? dan bagaimana mencari pembeli di Luar PT. Pagilaran ?
Jawab :
Pak Joko, ya itu karena Pagilaran masih kekurangan Quota yang tidak bisa dipenuhi dari kelompok, maka perlu ada peningkatan produksi dan kualitasnya, tetapi memang harus ada kordinasi dengan PT.Pagilaran agar proses fermentasi bisa dihargai lebih dari yang tidak difermentasi.
5. Dari Banjarasri Kalibawang : Bagaimana agar kami bisa kecukupan air, Karen a kebanyakan tanaman kakao kami mati karena kekurangan air pada saat musim kemarau ?
Jawab :
Pak Joko, Penanganan masalah kekurangan air, dilakukan dengan mengangkat air tanah, atau menyimpan cadangan air hujan, tapi ini adalah tentang teknis dari, dan program munkin di DPU.
6. Dari Arum Sari , penolah pangan lokal, Samigaluh : Untuk Ibu Niken Bagaimana agar kami mendapat tambahan modal untu kegiatan kami ?, Untuk Badan Ketahanan Pangan Bagaimana agar ada pendampingan dari mulai budidaya sampai pada pengolahan hasil pertanian dan perkebunan ?
Jawab :
  1. Pak Joko, Kami sangat senang dan mengapresiasi adanya kelompok pengelola pangan lokal, untuk modal dari Dinas Koperasi, sedang untuk pendampingan ada fasilitasi untuk pemanfaatan pekarangan (sumber pangan lokal diolah menjadi tepungan, sampaikan saja profil dan proposal ke Badan Ketahanan pangan Propinsi DIY.
  2. Bu Niken, Ini adalah alamat bagi kelompok, koperasi maupun individu yang membutuhkan modal kerja Dinas Koperasi dan UMKM, telp : 024 773270, Niken probolaras : 085868418331 email : nikenprobolaras@gmail.com, untuk kelompok bisa mengakses sekitar 2-3 juta, semacam Bansos dana bergulir di kelompok, jika masih kelompok maka diupayakan dirikan koperasi, meski berat tetapi akan lebih menguntungkan, dan ada program 100 hari yaitu pembiayaan geratis bagi kelompok yang akan mendirikan koperasi.
    Tambahan dari Bapak Gatot Kordinator Penyuluh
Dalam Peraturan Bupati Kulonprogo Pasal 33/29 dasar penumbuhan kel tani adalah :
  1. Kelompok Tani berdasarkan Domisili petani
  2. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan )berdasarkan batasan wilayah  desa 
  3. Asosiasi batasannya wilayah kabupaten , Asosiasi Kakao sudah ada tahun 2003.harapan asosiasi dan koperasi tidak bisa dipisahkan. Sehingga kekutan koperasi dan asosiasi untuk peningkatan nilai tawar, nilai tambah untuk peningkatan kesejahteraan Asosiasi tumbuh dari beberapa kelompok dari utara sampai selatan.
Pesemodalan Desa mandiri pangan dalam bantuan sosial sudah dikelola yang namannya lembaga keuangan desa (tim pangan Desa) ditanggungajawabi Kepala desa, anggota 7 kelompok (KK miskin, Bidan desa, perwakilan lembaga keuangan……dll) , LKD (Lembaga Keuangan Desa) juga sudah berjalan dengan baik
         Rencana Tindak Lanjut
   Mulyono , ada beberapa hal yang perlu kita ditindaklanjuti :
· Tawaran dari narasumber tentang beberapa program di Badan Ketahanan Pangandan dan Dinas Koperasi UMKM perlu direspon dari semua peserta terutama tentang kelembagaan petani di basis kakao.
· Asosiasi kakao yang pernah ada memang perlu dilihat kembali jika memang masih ada pasti jika dikembangkan kembali lebih baik, dari pada kita membentuk lalgi.
· Untuk mengakses beberapa tawaran program dari narasumber perlu didiskusikan kembali, sehingga kita akan memperoleh manfaat yang lebih besar, tentu perlu direncanakan dalam pertemuan-pertemuan mendatang, juga dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kita.
  Pak Nardi :
1. Untuk Panitia HPS dan Perwakilan 4 kecamatan , pertengahan Nopember akan diadakan pertemuan untuk menindaklanjuti beberapa hal yang dihasilkan dalam pertemuan HPS kali ini.
2. Pendataan kakao yang sudah dilakukan di beberapa kelompok akan tetap jalan terus.
      Sesi Penutupan (HDN11)

Kegiatan Maret 2012

MENGHORMATI ANUGRAH ALAM

MENGHORMATI ANUGRAH ALAM
kegiatan awal 1 Suro di Nglambur

OBROLAN

Waktu sekarang

pengunjung

Pages - Menu

woro-woro