“Ubat Ubet Iso Ngliwet, Wong Tani Kudu Ulet “
“Ubat Ubet
Iso Ngliwet, Wong Tani Kudu Ulet “ Ini adalah bahasa Jawa yang bila diartikan
bahasa indonesia maknanya adalah “ agar bisa makan, petani harus ulet dan
bekerja keras” itu semboyan yang ada pada kaos biru sebagai kenang-kenangan
Sekolah Lapang Kakao Desa Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, pada kesempatan
penutupan sl ini kaos tersebut dibagikan pada peserta sebagai kenang-kenangan,
Sekolah lapang ini dijalani selama 16 kali pertemuan pada seminggu satu kali,
dimulai awal Pebruari 2012 dan selesai pada pertengahan bulan Juni.
Materi
Sekolah lapang yang disiapkan oleh teman-teman pemandu Lesman adalah materi
budidaya dan pasca panen, jadi mulai dari awal pembibitan sampai bagaimana
meningkatkan kualitas kakao pada pengelolaan pasca panen, kemudian ada tambahan
materi tentang pengorganisasian dan ekologi tanah.
Tema
pelatihan ini memang bertema pengelolaan kakao menuju pada kakao organic,
sebagai langkah menuju pengelolaan pertanian yang selaras alam dan
berkelanjutan, maka semua materi tentang pembuatan pupuk dan penanganan OPT ( organisme
Pengganggu Tanaman) selalu dipilihkan dari bahan-bahan alami.
Beberapa
tokoh tani di Sidoharjo turut serta dalam pelatihan ini, rata-rata mereka
adalah penyuluh suwadaya diantaranya pak Abu, Pak Mardi, Pak Umar, Pak Edi, Pak
Giwanto,dll. Dari pemandu Lesman mengajak Mas Raharjo, dan Mbak Prapti, mereka
sudah banyak belajar tentang kakao dan pertanian organic.
Pada
penutupan ini Kepala Desa ( Budi Hutomo Putro )mengucapkan
terima kasih pada Lesman atas kerjasama ini, ternyata dengan adanya SL ini
petani menjadi memiliki semangat untuk mengelola kakao, kakao yang pada awalnya
dianggap tanaman yang mendatangkan nyamuk, tidak bermanfaat dan sulit
pengelolaannya, sekarang menjadi terbuka karena masa depan produksi kakao masih sangat
menjanjikan dengan harga yang relative stabil dan dibutuhkan banyak negara,
beliu berharap adanya tindakan nyata ditingkat peserta SL, sehingga menjadi
contoh pada petani yang lain, selanjutnya kepala desa berharap pada Lesman untuk tetap melakukan
pendampingan pada para petani.
Dari Lesman
juga mengucapkan terima kasih kepada kepala Desa yang sudah memberikan
kebebasan dalam mendampingi petani di wilayah Sidoharjo, mulai dengan
pendampingan intensif di dukuh Nglambur sampai di 7 pedukuhan untuk komoditas
kakao saat ini, ucapan terima kasih juga disampaikan pada para peserta yang
dengan semngat tinggi mengikuti SL ini, dari 40 orang hanya 2 orang yang sering
tidak hadir, ini menunjukkan semangat dan kemauan yang tinggi dari petani.
Dari hasil
evaluasi yang dilakukan bersama dengan menuliskan pada kertas ada harapan
beberapa materi perlu diperdalam lagi, terutama tentang penanganan OPT, Pupuk
Organik dan materi ekologi, dari para pemandu sudah melakukan kewajibannya
dengan baik, tidak sepaneng dan pemberian materi sudah diselingi dengan humor
dan permainan, tetapi karena banyaknya materi maka pengaturan waktu menjadi
sering molor, ini yang dikeluhkan para peserta.
Untuk
rencana tindak lanjut akan dilakukan pertemuan ditingkat peserta dan
dipedukuhan masing-masing untuk sosialisasi pada petani lain, dan untuk
kegiatan nyata akan melakukan pembibitan kakao dan pembuatan pupuk organic ditingkat
kelompok.
Sekolah lapang di
tempat pak dukuh Nyemani ini ditutup dengan doa, “tepuk tangan kakao” bersama
dan pembagian bibit kakao pada semua peserta, masing-masing mendapat 11 bibit…(HDN12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar