Perempuan tani di berbagai
tempat secara umum mereka menghadapi masalah yang sama , yaitu tingkat
pendidikan dan kesempatan belajar kurang, pengetahuan dan keterampilan yang
sangat terbatas/tertinggal, masalahnya bisa karena adat, atau kebiasaan hidup yang membelenggunya.
Padahal kedudukan seseorang
dalam masyarakat selain ditentukan oleh jabatan resminya berdasarkan hukum, , juga ditentukan oleh kemampuan, ketrampilan
dan peranannya dalam masyarakat. Maka
adalah mutlak bagi kita untuk membantu perempuan tani agar mendapatkan
kemampuan dan ketrampilan melalui pembinaan dan pelatihan, agar perempuan tani
juga memiliki kedudukan dan peranan yang sama dalam kehidupan bermasyarakat.
Itulah latar belakang acara “Pelatihan
Kepemimpinan Bagi Perempuan Tani’ yang diadakan Lesman di Kulon Progo, tanggal
9 dan 10 Oktober 2012, bertempat di Gubuk Bambu, Pembibitan Koperasi Wana
Lestari, Desa Pagerharjo, Samigaluh.Acara ini dihadiri oleh 30 orang perwakilan
perempuan tani dari 6 Desa, di Kecamatan Samigaluh dan kecamatan Girimulyo Mereka
yang hadir terdiri dari berbagai kalangan, ada Ibu rumah tangga, pengurus
kelompok tani, PKK, Koperasi, ketua RT, Kepala Dusun, dari usia 22 tahun sampai
60 tahun.
Materi yang disampaikan Oleh
Mbak Saktia Rini Hastuti dan Mas Mulyono adalah tentang beberapa pengertian
dasar kepemimpinan secara umum, apa itu kepemimpin, siapa yang menjadi
pemimpin, gender, sifat-sifat pemimpin yang mencerminkan perspektif Gender dan
bagaiman perempuan harus berperan dalam kehidupan masyarakat.
Di sesi tentang Gender Mbak
Tutik membawa para peserta terharu dan menangis karena masing-masing danpat
bercerita tentang dirinya sebagai perempuan yang tertekan dan tertindas, dari
mulai ditinggal suami. kesulitan ekonomi, kekerasan yang dilakukan suami sampai
pada bagaimana kendala perempuan jika akan menjadi pemimpin banyak sekali
hambatannya.
Namun kemudian disesi
selanjutnya Mas Mulyono membawa para peserta untuk memiliki semangat untuk
punya sifat sifat kepemimpinan ( jujur, cerdas, mau berbagi pada sesama, kritis
pada ketidak adilan yang terjadi dalam masyarakat dan berani menjadi pemimpin
di tingkat paling rendah sampai yang tertinggi.)
Di
akhir pelatihan ada diskusi dalam kelompok perdesa, untuk membahas Persoalan apa yang ada di desa masing-msing, perubahan apa yang akan dilakukan/diharapkan
dan Peran apa yang akan dilakukan oleh
perempuan tani untuk mengarah pada perubahan tersebut.
Hasil
diskusi memang sangat baik karena semua perempuan mengerti apa persoalan di
desanya, mereka memiliki pandangan bagaimana persoalan itu bisa diselesaikan
dan yang paling utama mereka juga sudah berperan aktif di dalamnya.
Itulah
hasil pelatihan yang dilakukan di Gubuk Bambu, tempat masyarakat Pagerharjo
berkumpul, semoga bermanfaat bagi mereka yang sudah mengikuti acara ini. (HDN12)
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar